TIMES GORONTALO, AUSTRALIA – Festival Multi Budaya yang diselenggarakan di Queanbeyan Park, Australia pada Minggu (27/2/2022)berlangsung semarak, dimeriahkan penampilan lagu 'Terajana'. Yang membuat lagu dangdut Indonesia ini lebih unik dan menarik bagi warga asing adalah karena lagu ini diiringi angklung, musik tradisional Jawa Barat.
Festival yangdilaksanakan Queanbeyan Multicultural Community ini menghadirkan penampil dari berbagai negara di seluruh dunia.Selain penampilan dari tim KBRI Canberra, turut tampil di panggung utama adalah passistas of raio de sol atau tari Samba dari Brazil, Hellenic Dancers sebagai tarian tradisional Yunani, Quake bellydance dan Baila dari Chili dll.
Menurut panitia, festival ini merupakan acara tahunan yang bertujuan untuk mendekatkan hubungan antar masyarakat dari berbagai negara yang tinggal di Australia, khususnya di Queanbeyan.

Tema festival tahun ini adalah 'colour, movement, food, love and learning the many amazing cultures that make up our community'. Di mana festival berisi panggung yang diisi berbagai penampilan dari berbagai negara, kios-kios penjual makanan dan souvenir khas masing-masing negara dan tempat bermain anak-anak.
Dalam festival yang dihadiri oleh lebih dari 1000 peserta ini, Indonesia juga menampilkan tari Bali dan tari lancang kuning dari Riau. Masyarakat yang hadir menyambut antusias penampilan dari Indonesia.
Saat 'Terajana' dimainkan dengan angklung, warga yang menonton pun ikut berjoget bersama dengan gembira. Lagu 'Terajana' sendiri memang memiliki nada yang ceria, sehingga sangat mudah membawa suasana yang mendorong partisipasi penonton yang hadir untuk berjoget bersama.

Menurut Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Mukhamad Najib, festival tahunan ini cukup strategis untuk mengenalkan budaya Indonesia. Apalagi sejak pandemi Covid-19, festival multi budaya yang biasanya diadakan setahun sekali di Queanbeyan ditiadakan.
"Dan ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan kembali setelah pandemi, sehingga masyarakat dari berbagai negara yang tinggal di Australia antusias untuk hadir. Hal ini merupakan kesempatan strategis untuk mengenalkan Indonesia dan budaya Indonesia ke masyarakat dunia", jelas Najib.

Dalam kesempatan festival kali ini, KBRI Canberra mengenalkan beberapa budaya sekaligus seperti lagu dangdut, musik angklung, tarian dari daerah Bali dan tarian dari daerah Riau. Terlebih, sebagaimana diketahui, dangdut juga merupakan bagian dari budaya khas Indonesia yang layak dikenalkan pada dunia.
"Jadi, dalam festival kali ini dengan menampilkan lagu terajana yang diiringi angklung kita telah mengenalkan beberapa budaya sekaligus dari mulai lagu, alat musik dan tarian yang khas Indonesia. Semoga hal ini dapat menjadi daya tarik di mata masyarakat dunia", ungkap Najib.

Sementara koordinator fungsi penerangan, sosial dan budaya (Pensosbud) KBRI Canberra, Ghofar Ismail mengatakan bahwa KBRI selalu berpartisipasi aktif dalam acara-acara multi budaya semacam ini. Ia yakin acara multi budaya seperti ini merupakan sarana penting untuk saling mengenal dan mendekatkan diri diantara masyarakat dari berbagai negara.
"Interaksi melalui jalan budaya lebih aman dan menyenangkan, karena di jalan budaya kita bisa berhubungan tanpa harus ada rasa saling curiga, sehingga Indonesia selalu terlibat dalam festival budaya di Queanbeyan ini", jelas Ghofar selaku Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Canberra, Australia. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Terajana Versi Angklung Meriahkan Festival Multi Budaya di Australia
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Ronny Wicaksono |