https://gorontalo.times.co.id/
Berita

Konservasi Berbuah: 200 Tukik Penyu Hijau Dilepasliarkan di Pantai Bajul Mati Malang

Sabtu, 27 Desember 2025 - 21:06
Jaga Populasi Penyu, Ratusan Tukik Kembali ke Laut di Pantai Bajul Mati Pelepasliaran Tukik jenis penyu hijau oleh BSTC (Bajulmati Sea Turtle Conservation) bersama peserta sekolah alam di Pantai Bajul Mati, Kabupaten Malang pada Sabtu (27/12/2025). (Foto: Tria Adha/TIMES Indonesia)

TIMES GORONTALO, MALANG – Upaya pelestarian penyu di pesisir Malang Selatan kembali dilakukan melalui kegiatan pelepasan tukik di Pantai Bajul Mati, Kabupaten Malang, Sabtu (27/12/2025). Sebanyak kurang lebih 200 tukik dilepasliarkan ke laut oleh puluhan peserta sekolah alam sebagai bagian dari program konservasi berkelanjutan.

Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan oleh Bajul Mati Sea Turtle Conservation (BSTC) bekerja sama dengan Perhutani KPH Malang dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Pelepasan tukik berjenis Penyu Hijau ini dilakukan setelah melalui proses penetasan dan perawatan yang ketat di pusat konservasi.

Ketua Umum Yayasan Konservasi Penyu Jawa Timur, Sutari, menjelaskan bahwa konservasi penyu di Pantai Bajul Mati difokuskan pada penyelamatan telur penyu dari ancaman alam dan manusia. Telur-telur tersebut direlokasi ke bak tetas untuk ditetaskan secara alami tanpa mengambil induknya dari habitat asli.

Pelepasliaran-Tukik-jenis-penyu-hijau-a.jpg

“Setelah menetas, tukik kami rawat hingga siap dilepasliarkan. Setiap pelepasan harus melalui prosedur resmi dan dibuatkan berita acara,” ujarnya. Dalam setahun, jumlah tukik yang berhasil ditetaskan dan dilepasliarkan dari kawasan ini mencapai sekitar 10.000 ekor.

Pantai Bajul Mati dikenal sebagai lokasi pendaratan penyu terbanyak di Malang Selatan, sehingga kawasan ini dijuluki sebagai “Ibu Kota Penyu”. Untuk menunjang konservasi, kawasan ini dilengkapi dengan bak tetas, kolam karantina, aula edukasi, hingga sekolah alam yang melibatkan masyarakat umum hingga pelajar.

Pelepasliaran-Tukik-jenis-penyu-hijau-b.jpg

Selain itu, “Ibu Kota Penyu” juga menjadi kawasan edukasi lingkungan mangrove, yang berperan penting menjaga keseimbangan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM), di tengah meningkatnya aktivitas wisata pantai.

Konservasi mangrove menjadi langkah awal menjaga ekosistem pesisir. Mangrove tidak hanya berfungsi sebagai penyangga lingkungan, tetapi juga menjadi habitat penting bagi penyu dan biota laut lainnya.

Administrator Perhutani KPH Malang, Klik Jatmiko, mengatakan bahwa Perhutani memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan konservasi penyu dengan menyediakan lahan penangkaran seluas sekitar 1 hingga 2 hektare di kawasan hutan. Selain itu, dukungan keamanan dan petugas lapangan juga disiapkan untuk menjaga keberlangsungan konservasi.

“Supportnya yang jelas kita memberikan fasilitas tempat untuk penangkaran. Karena selain itu juga keamanan maupun petugas-petugas yang dibutuhkan untuk menjaga dan lain sebagainya kita support seperti itu,” imbuhnya. (*)

Pewarta : Tria Adha
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Gorontalo just now

Welcome to TIMES Gorontalo

TIMES Gorontalo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.